- “Rizeki kita kecil, jika kita bernilai kecil bagi orang lain, dan rizeki kita besar jika kita bernilai besar bagi orang lain.”
- “Jangan takut dimafaatkan, dan jangan benci bila di manfaatkan, karena orang SUKSES itu adalah orang yang dimanfaatkan”
- “Alloh telah menetapkan rizeki kita, bukan pada kadar jumlahnya, namun pada syaratnya.”
- “Menunda pelaksanaan yang baik adalah kunci sebuah kegagalan cita-cita.”
- “Jadilah pribadi yang mengerti harapan orang lain… dan bekerjalah dengan harapan itu.”
Jumat, 04 Juni 2010
Mutiara Kata
Ujian Seseorang Sesuai Kadar Agamanya
Saad bin Abi Waqqash berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah saw., 'Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berat ujian dan cobaannya?' Nabi saw. menjawab, 'Para nabi, kemudian yang menyerupai mereka, dan yang menyerupai mereka. Seseorang diuji menurut kadar agamanya. Kalau agamanya tipis (lemah), dia diuji sesuai dengan itu (ringan); dan bila imannya kokoh, dia diuji sesuai itu (keras). Seorang diuji terus-menerus sehingga dia berjalan di muka bumi bersih dari dosa-dosa'." (HR Bukhari)
Sesungguhnya ujian bagi seorang hamba itu berdasarkan agamanya. Jika agamanya kuat, ia akan diuji dengan ujian yang berat. Sebailknya, jika agamanya lemah, ia akan diuji dengan ujian yang ringan. Para rasul dan para nabi adalah orang-orang yang utama karena mereka mendapat ujian dari Allah sangat berat. Ujian yang mereka terima tidak akan sanggup dipikul oleh orang biasa (awam). Ketika berdakwah menyebarkan agama Islam, Rasululah saw. dituduh sebagai tukang sihir. Beliau difitnah dengan berbagai macam cara oleh orang-orang musrik kaum Quraisy. Orang-orang kafir membuat makar kepada Rasulullah, tetapi akhirnya Allah memenangkan agama Islam ini.
Seseorang yang hendak memegang teguh agamanya pasti akan mendapati berbagai tantangan-tantangan, baik tantangan dari luar maupun dari dalam. Tantangan itu bisa datang dari mana saja. Seperti yang terlihat sekarang ini, ujian sekarang ini banyak sekali yang berasal dari kalangan umat Islam sendiri. Ketika seorang ulama menyuarakan kebenaran, ada saja yang menentangnya. Ketika goyang haram Inul diprotes, ada saja yang menentangnya. Bahkan, suara yang menentang kebenaran itu justru lebih kuat daripada yang membelanya. Kita jadi bertanya sebenarnya mereka orang-orang yang memiliki organisasi kuat itu di mana. Mana reaksi dari Muhammadiyah? Mana reaksi dari Al- Irsyad? Mana reaksi dari NU? Mana reaksi dari Persis? Mengapa kalian tidak satu suara. Ini adalah tantangan yang besar yang dihadapi umat ini. Dia, Rhoma Irama yang bukan ulama, malah berani mendukung protes ulama, hingga dia sendiri melakukan tindakan nyata. Kini dia sedang dipojokkan, apa dukungan kita untuk para pembela kebenaran itu? Ketika pornografi menggema, ketika pornoaksi menggelora, mana reaksi organisasi-organisasi Islam yang besar-besar itu. Untuk apa organisasi Islam didirikan kalau tidak untuk menegakkan nilai-nilai syariat Islam!
Pada zaman modern sekarang ini orang yang memperjuangkan kebenaran akan tersisih. Pada umumnya mereka yang kokoh memegang kebenaran dan berani mengatakan dengan keras dan terbuka justru malah yang dimusuhi dan dibenci. Abu Bakar Baasyir, misalnya, adalah salah satu tokoh yang berani menyuarakan kebenaran meskipun di hadapan raja. Beliau kini menghadapi berbagai tantangan yang berat. Musuh- musuh Islam menghendaki orang yang berjuang keras menegakkan syariat Islam ini lenyap dari peredaran. Sekarang beliau ditahan dan sedang dibawa ke meja hijau. Orang-orang seperti beliau benar-benar menghadapi ujian yang berat. Dengan nyata dan jelas beliau dan mereka yang konsisten dengan menegakkan kebenaran adalah yang menyerupai para nabi. Itulah sebabnya barangkali para tokoh muslim enggan untuk menyuarakan hati nuraninya dengan terang-terangan karena takut tersisih. Apalagi, para pemimpin organisasi Islam terkemuka, mereka memiliki harapan menjadi calon legislatif dan eksekutif. Mereka takut tersisih dari arena politik. Oleh karena itu, mereka menganggap lebih baik ngumpet daripada keluar.
Kita tidak sepatutnya bersikap demikian. Kita dituntut untuk mengamalkan agama ini sebaik-baiknya, yang benar kita suarakan benar, yang salah kita suarakan salah. Yang menyuarakan kebenaran kita dukung, yang menentangnya kita tentang. Jangan sampai kita lengah menghadapi hidup ini sehingga menjadi pengecut. Kita harus tegar memegang kebenaran. Dengan tegar dan istikamah itu kita akan mendapat pertolongan dari Allah SWT. Jika setiap kita mengambil sikap demikian, orang-orang pembela kemungkaran akan takut menghadapi kaum muslimin. Jika masing-masing kita memiliki kekuatan agama, orang- orang kafir akan takut menghadapi kita. Kita lemah sehingga mereka tidak takut, bahkan menginjak dan menjajah kita. Marilah kita tingkatkan kekuatan iman kita untuk menyongsong kehidupan esok yang lebih baik. Allah tidak menuntut kita yang di luar kesanggupan kita, karena Allah hanya akan menguji kita sesuai dengan kekuatan kita. (*)
Oleh: MNA
Pohon Darah Naga
Tanaman ini asli kepulauan Socotra. Pohon ini dikenal dengan nama Pohon Darah Naga atau Pohon Naga Socotra. Bentuknya yang unik, seperti payung, ternyata hanya satu dari uniknya pohon ini. Nama darah naga dari pohon ini ternyata diambil dari getah pohon ini yang berwarna merah.
Persis seperti darah naga di Harry Potter, ternyata 'darah naga' dari pohon ini berguna untuk pengobatan. Selain itu, ternyata warna merah 'darah naga' pohon ini juga sering digunakan sebagai pewarna merah alami.
Hikmah Sholat
Semua perbuatan manusia yang disukai oleh Allah adalah ibadah. Ibadah merupakan jembatan yang menghubungkan manusia dengan Pencipta, dan manusia dengan sesamanya. Manfaat spiritual ibadah adalah dapat meningkatkan kualitas jiwa kemanusiaan manusia. Semakin baik ibadah seseorang, semakin lembut hatinya terhadap sesama. Berhubungan langsung dengan Allah tidak memerlukan alat komunikasi apa pun. Seseorang bisa berkomunikasi dengan Allah, kapan dan dimana saja. Sarana komunikasi itu salah satunya adalah shalat. Ketika shalat, raga, pikiran, dan jiwa kita langsung tersambung, berdialog dengan Sang Khalik.
Shalat adalah ibadah yang penuh dengan hikmah. ''Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang bagi orang-orang beriman sudah ditetapkan waktunya.'' (QS Annisa: 103). Rasulullah saw mencontohkan agar kita melaksanakan shalat tepat waktu. Makna yang bisa digali, kita diajarkan untuk hidup dengan budaya on time 'tepat waktu'.
Shalat adalah ibadah yang penuh dengan hikmah. ''Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang bagi orang-orang beriman sudah ditetapkan waktunya.'' (QS Annisa: 103). Rasulullah saw mencontohkan agar kita melaksanakan shalat tepat waktu. Makna yang bisa digali, kita diajarkan untuk hidup dengan budaya on time 'tepat waktu'.
Shalat juga melatih kita hidup secara tertib. Gerakan shalat dilakukan secara tertib mulai dari ''takbir'' hingga ''salam''. Bayangkan, apa yang akan terjadi jika kita shalat menggunakan gaya masing-masing? Si A mengawali shalatnya dengan takbir, lalu langsung sujud, sedang si B melakukannya dengan gaya khas yang ia ciptakan sendiri, sambil berkata, ''Yang penting aku shalat!''
Kita tidak boleh melaksanakan yang demikian sebab gerakan shalat sudah ada urutannya. Rasulullah saw bersabda, ''Shalatlah kalian seperti kalian melihatku melakukan shalat!'.” Jika shalat kita lakukan secara benar, maka Allah akan melimpahkan karunia dan pertolongan. ''Hai orang-orang beriman, mintalah pertolongan pada Allah dengan sabar dan shalat.''(QS.Al-baqarah:153).
Banyak hikmah yang bernilai dari shalat. Namun, mengapa shalat kita selama ini tidak berdampak meningkatkan kualitas hidup kita? Mungkin persoalannya, kita belum benar-benar menjalankan shalat dengan semestinya. Apalah artinya shalat, jika hanya fisik saja yang bergerak, sedang jiwanya statis, diam bergeming. Wallahu a'lambisshawab.(umar)
Kita tidak boleh melaksanakan yang demikian sebab gerakan shalat sudah ada urutannya. Rasulullah saw bersabda, ''Shalatlah kalian seperti kalian melihatku melakukan shalat!'.” Jika shalat kita lakukan secara benar, maka Allah akan melimpahkan karunia dan pertolongan. ''Hai orang-orang beriman, mintalah pertolongan pada Allah dengan sabar dan shalat.''(QS.Al-baqarah:153).
Banyak hikmah yang bernilai dari shalat. Namun, mengapa shalat kita selama ini tidak berdampak meningkatkan kualitas hidup kita? Mungkin persoalannya, kita belum benar-benar menjalankan shalat dengan semestinya. Apalah artinya shalat, jika hanya fisik saja yang bergerak, sedang jiwanya statis, diam bergeming. Wallahu a'lambisshawab.(umar)
Langganan:
Postingan (Atom)